Lipstik Purbasari Matte Best Seller Review Hot Item

Kamis, 11 Oktober 2012

Kisah Sukses Para Leader Nu Skin


 


Galvanic Spa menjadi titik awal perkenalan Sri Resnowati dengan Nu Skin. Setelah merasakan manfaat dari alat tersebut, ia mulai tertarik untuk memilikinya namun baru tahun 2008 keinginan tersebut terwujud. Saat itu, Sri belum tertarik dan juga tidak mengerti bagaimana menjalankan bisnis Nu Skin. Namun Sri tergelitik karena akan ada uang yang masuk ke dalam tabungan jika ia mengajak teman untuk bergabung menjadi distributor Nu Skin dan membeli alat Galvanic Spa.

Kegemarannya berbelanja membuat Sri Resnowati mempunyai banyak teman. Itulah yang menjadi kunci suksesnya dalam bisnis Nu Skin ini, networking. “Saya pernah mengajak 50 orang teman untuk datang ke tempat perawatan kecantikan langganan saya dan tidak mendapatkan apapun dari salon tersebut. Berbeda kalau saya mengajak teman-teman saya untuk bergabung menjadi distributor Nu Skin, saya mendapatkan hasil dari referensi tersebut!” ungkapnya. Baginya, closing dan menjual Galvanic Spa cukup mudah, asalkan memiliki keyakinan yang kuat akan produk tersebut. Dan hal itu terbukti benar.

Pengalaman menjalankan bisnis Nu Skin membuat Sri Resnowati banyak bepergian dari satu kota ke kota lainnya. Palembang, Cirebon, Lampung, Pekanbaru, Makassar, Yogya, Solo, Semarang, Wonosobo, Banjarnegara dan Tanjung Pinang adalah kota-kota yang pernah dikunjunginya dan didatangi secara teratur sebagai bukti dukungannya terhadap teman sekaligus downline-nya. “Meskipun anak sakit atau sedang menghadapi ulangan umum, kalau saya sudah berkomitmen untuk membantu downline saya untuk sukses di Nu Skin, maka saya tetap akan pergi”. Keteguhannya itu membuatnya bertemu dengan orang-orang yang luar biasa dan juga berkomitmen penuh dalam menjalankan bisnis Nu Skin.

Kesempatan mengikuti incentive trip yang diadakan perusahaan, antara lain ke Phuket Thailand dan menghadiri Korea Convention, membuatnya sangat terbakar oleh semangat untuk menjadikan Nu Skin Indonesia sebesar atau bahkan lebih dari Korea. Selain jalan-jalannya,Pengalaman menjalankan bisnis Nu Skin membuat Sri Resnowati banyak bepergian dari satu kota ke kota lainnya. Palembang, Cirebon, Lampung, Pekanbaru, Makassar, Yogya, Solo, Semarang, Wonosobo, Banjarnegara dan Tanjung Pinang adalah kota-kota yang pernah dikunjunginya dan didatangi secara teratur sebagai bukti dukungannya terhadap teman sekaligus downline-nya. “Meskipun anak sakit atau sedang menghadapi ulangan umum, kalau saya sudah berkomitmen untuk membantu downline saya untuk sukses di Nu Skin, maka saya tetap akan pergi”. Keteguhannya itu membuatnya bertemu dengan orang-orang yang luar biasa dan juga berkomitmen penuh dalam menjalankan bisnis Nu Skin.

Kesempatan mengikuti incentive trip yang diadakan perusahaan, antara lain ke Phuket Thailand dan menghadiri Korea Convention, membuatnya sangat terbakar oleh semangat untuk menjadikan Nu Skin Indonesia sebesar atau bahkan lebih dari Korea. Selain jalan-jalannya, kegigihan Sri Resnowati berbuah berbagai reward. Ia berhasil menjadi ‘2 Star Creator’ dan karenanya berhak atas hadiah berupa 2 smartphone dan 2 camcorder. Selain itu, tahun 2011 lalu Sri menjadi salah satu leader yang mendapatkan bonus tambahan sebesar USD 10.000 dalam program ‘Tantangan Go Double, Double’.

Dari empat keinginan yang ingin dicapainya di tahun 2012 yaitu naik haji, membeli rumah, mobil dan menjadi seorang Team Elite, tiga -yaitu naik haji, membeli rumah dan mobil- sudah terwujud dengan komisi yang didapat dari Nu Skin. Baginya, menjadi Team Elite adalah tujuan selanjutnya.

Pengalaman manis di Nu Skin menjadikan Sri Resnowati berkeinginan membuat lebih banyak ibu rumah tangga biasa untuk berkiprah dan berhasil dengan menjalankan bisnis Nu Skin. Di jaman sekarang ini, saat perusahaan enggan menerima ibu-ibu rumah tangga yang sudah berumur sebagai karyawan, Nu Skin memberikan kesempatan itu. Hebatnya lagi, Nu Skin bahkan memberikan pendapatan terbaik jika dibandingkan dengan saat Sri masih berstatus sebagai karyawan sebuah bank nasional.

Nu Skin mengantar ibu dari 5 anak ini menjadi sosok yang lebih bertanggung jawab dan percaya diri. “Saya yang dulunya minder, sekarang memiliki keberanian untuk bicara tentang Nu Skin dan melakukan demo Galvanic Spa ke wajah istri salah satu gubernur di Indonesia”. Saya berubah menjadi seseorang yang lebih bertanggung jawab setelah mengenal Nu Skin, bukan hanya terhadap diri saya sendiri namun juga terhadap orang lain.

Setelah menjadi Blue Diamond, saya ingin menjadikan dan membantu para downline meraih sukses yang sama seperti saya. Caranya, dengan meyakini dan menggunakan produknya, dan berbagi manfaatnya dengan orang-orang di sekitar kita.





Anak kedua dari 6 bersaudara, Limantoro lahir dari keluarga pengusaha. Ayahnya berbisnis penjualan suku cadang kendaraan berat dan menjadi agen minyak. Sejak kelas 4 SD, jiwa bisnisnya sudah terasah. Kesupelannya berteman dengan berbagai kalangan dan usia sedari kecil kelak menjadi modalnya dalam merintis bisnis.

Limantoro tumbuh sebagai sosok dengan multi talenta. Menghabiskan masa kecil hingga SMP di Pontianak, Kalimantan Barat, anak laki-laki tertua di keluarganya ini memiliki hobi motor cross dan rally mobil.

Semasa di bangku SMA hingga kuliah, Limantoro memiliki band yang sering mengikuti festival yang diadakan di sekolah-sekolah maupun umum. Drummer yang juga vokalis ini menggemari musik slow rock.

Di usia 18 tahun, Limantoro harus mengambil alih tanggung jawab bisnis keluarga karena ayahnya meninggal. Kuliah di jurusan manajemen Universitas Tarumanagerapun terpaksa ditinggalkannya. Menikah dengan Susan Lipin, sarjana psikologi lulusan Universitas Kristen Indonesia (UKI), pria ini memiliki 3 anak yang tengah beranjak remaja; Fifian (kelas 1 SMA), serta Sebastian dan Julian yang duduk di bangku SD. Keluarga ini gemar menghabiskan waktu untuk menonton film bersama di saat senggang.

Limantoro dan Susan mengenal Nu Skin sejak pertama kali buka di Indonesia tahun 2005. Meski demikian, keduanya sempat kecewa karena tidak mendapatkan informasi yang tepat dan dibutuhkan. Barulah setelah merasakan manfaat LifePak dan g3 bagi kesehatannya, serta melihat sosok upline-nya, Limantoro berkeyakinan untuk menjalankan bisnis Nu Skin dan meyakinkan istrinya untuk menjalankan bisnis ini bersama-sama.

Perjalanan keduanya di Nu Skin dimulai lebih dari setahun yang lalu. Limantoro melihat budaya Nu Skin yang memiliki kepedulian terhadap orang-orang yang kurang mampu sesuai dengan hatinya. Di bisnis konvensionalnya, Limantoro juga berbagi kepedulian dengan membangun rumah-rumah bagi kalangan menengah ke bawah.

Bagi Limantoro dan Susan, bisnis Nu Skin dipandang unik dibandingkan bisnis lainnya karena tidak mengenal tempat. Dimanapun berada, karena percaya dengan kualitas produk Nu Skin dan juga niat baik untuk membantu orang lain, keduanya selalu mengenalkan produk Nu Skin dalam setiap kesempatan kepada orang lain. Kegigihan ini tak sia-sia, seperti ketika dalam satu perjalanan bisnis, Limantoro dan Susan mendapatkan pengalaman closing 10 set ageLOC Galvanic Spa.

Keduanya memandang uang bukanlah segalanya. Yang menjadi kepuasan adalah mengupayakan kesuksesan dan keberhasilan dari setiap usaha yang dijalankan dengan keringat sendiri, serta saat mampu menolong seseorang yang sedang memerlukan bantuan. Susan bahkan mempunyai impian untuk kelak memiliki sekolah bagi anak-anak yatim dan tidak mampu. Dengan Nu Skin, Limantoro dan Susan berharap kesempatan untuk menolong orang lain semakin besar.




Lahir dari keluarga sederhana di Medan, putri dari seorang pekerja pabrik dan ibu rumah tangga yang menerima pesanan bordir untuk membantu menopang ekonomi keluarga, Vivi Djaja adalah anak tertua dari 6 bersaudara. Vivi sangat terbiasa untuk berbagi kebahagiaan dengan adik-adiknya. Saat umur 12 tahun, kondisi keluarga sempat membuatnya putus sekolah selama setahun dan ia harus bekerja pada seorang penjahit. Pendidikan SMA hanya dilaluinya setahun karena ia memutuskan untuk bekerja agar cepat mendapatkan uang.

Tahun 1985, Vivi memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan bertekad untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Mempunyai banyak kegemaran seperti memasak, menjahit, membuat kue, merangkai bunga dan fotografi, Vivi melakoni berbagai bidang tersebut sebagai bisnisnya. Dari kegemaran merangkai bunga – bergabung dalam Ikatan Perangkai Bunga Indonesia – Vivi meraih prestasi terbaik yaitu menjadi perangkai bunga terpilih di Istana Negara pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono.

Meksi demikian, semua bisnisnya membuat Vivi tak bisa meraih tujuan akhirnya yaitu mempunyai banyak waktu bagi keluarga yang dicintai dan memiliki kebebasan finansial saat nanti usianya tak lagi produktif. Vivi kemudian melihat skema kompensasi Nu Skin sebagai jawabannya.

Mengenal Nu Skin sejak bulan Juli 2010 dari seorang rekannya dalam bisnis floris, Vivi Djaja awalnya sangat membenci multi level marketing (MLM). Tidak pernah tersirat dalam pikirannya untuk menjalankan bisnis dengan cara menawarkan produk dari pintu ke pintu. Namun pikirannya berubah setelah menghadiri konvensi di Genting, Malaysia, yang dihadiri oleh lebih dari 3000 orang. Di sana Vivi merasakan semua orang hadir dengan visi dan misi yang sama – satu hal yang tidak pernah didapatkan dalam organisasi di mana ia berperan sebagai salah satu pengurus.

Ketika mulai menapaki bisnis Nu Skin, saat mencapai peringkat Executive, Vivi membuktikan langsung penghargaan yang sangat besar dan luar biasa dari perusahaan, padahal menurutnya prestasi yang diraihnya belum seberapa. Sangat termotivasi dengan apa yang disampaikan oleh leader Millionaire-nya, “Di Nu Skin, kita melakukan sesuatu tidak hanya untuk bisnis, namun juga melakukannya dengan hati untuk membantu banyak orang melalui peluang bisnisnya, produk yang inovatif, serta budaya yang diusung”, Vivi menjadi lebih percaya diri untuk bicara mengenai Nu Skin.

Penggemar warna merah yang mempunyai jiwa petualang dan pencinta kebebasan ini merasakan bahwa sejak di Nu Skin-lah dirinya berubah menjadi lebih baik, yaitu menjadi seseorang yang berdisiplin dan berkomitmen terhadap waktu. Dari seseorang yang melakoni bisnis untuk mempercantik rumah, iapun terpikir untuk membuat cantik dan sehat penghuninya dengan produk Nu Skin. Meski tantangan terus datang, Vivi berusaha mengatasi dengan memberikan testimoni dan berupaya mendekati customer-nya agar mau menjalankan bisnis Nu Skin. Mengikuti pertemuan dan incentive trip serta menerapkan sistem duplikasi diyakininya sebagai kunci keberhasilannya di Nu Skin. “Bisnis Nu Skin tidaklah sesulit yang kita pikirkan. Tinggal kita mau menjalaninya atau tidak.” tegas Vivi.






“BERANIKAN DIRI UNTUK BERMIMPI”

Perempuan berdarah Batak yang selalu ingin terlihat kuat ini mempunyai hobi menyanyi. Dikaruniai sepasang putra dan putri yang cantik, Helen pernah menjuarai berbagai macam festival menyanyi. Salah satunya adalah Festival Bintang Radio se-Surabaya dan juara 2 tingkat nasional untuk lomba lagu keroncong. Meski demikian, mimpinya menjadi penyanyi maupun peragawati pupus karena sang ayah tidak mengijinkannya untuk terjun ke dunia hiburan. Latar belakang itu mengantarnya sebagai seorang profesional di salah satu bank nasional terbesar di Indonesia hingga saat ini.

Helen adalah marketer sejati. Lulusan sebuah akademi sekretaris di Surabaya ini sudah terbiasa untuk berhadapan dengan banyak orang dan menghadapi keluhan pelanggan. Maka saat menghadapi banyaknya penolakan saat menjalankan bisnis Nu Skin, ia tidak memandang hal tersebut sebagai masalah besar atau sesuatu yang membuatnya down. Prinsipnya orang yang menolaklah yang paling rugi, dan karena itu ia yakin suatu saat orang tersebut akan berkata ya.

Keyakinan Helen bersumber pada kualitas produk-produk Nu Skin. Meski pada awalnya takut untuk melakukan bisnis Nu Skin karena menggunakan sistim multi level marketing (MLM), Helen mensyukuri kesehatan dirinya, keluarga dan orang-orang di sekitarnya yang membaik setelah mengkonsumsi produk-produk Nu Skin. Iapun melihat bahwa peluang bisnis Nu Skin akan membawanya pada kebebasan finansial dan waktu pada akhirnya.

Mengawali perkenalannya dengan Nu Skin sekitar 5 tahun yang lalu, Helen sempat menggunakan Nu Skin 180 System. Saat itu ia merasa tidak mendapat manfaat dari produk tersebut karena penggunaan yang tidak rutin. Sekitar 3 tahun lalu, Helen kembali “bertemu” dengan produk Nu Skin yaitu Galvanic Spa dan langsung mengajak banyak orang untuk mencoba. Saat itu ia berhasil menjual produk tersebut.

Keberhasilan itu membuka mata Helen mengenai peluang bisnis Nu Skin. Kepercayaan kuat Helen terhadap produk-produk Nu Skin didapat dari pengalaman pribadi ataupun kesaksian dari distributor lain. Pengalamannya yang sudah divonis oleh 4 dokter untuk menjalani operasi miom mengukuhkan keyakinannya pada Nu Skin. Sempat tidak bisa duduk karena rasa sakit yang disebabkan miom, setelah mengkonsumsi g3 dan ReishiMax secara teratur, ukuran miomnya mengecil dari 4,2 cm menjadi tinggal 2,9 cm dalam waktu 3 bulan.

Di lain waktu, Helen pernah mengalami sakit punggung sehingga harus disuntik oleh dokter syaraf dengan biaya yang luar biasa mahal. Pengobatan itu menyebabkan ia merasakan kesemutan di sekujur tubuhnya. Konsumsi Marine Omega membuat kesemutan tersebut menghilang. Pengalaman-pengalaman itulah yang membuatnya makin cinta pada produk Nu Skin dan mendorongnya untuk lebih jauh mengenal bisnisnya.

Berbagai meeting, training serta acara-acara rekognisi yang diikutinya membuat Helen semakin giat bicara untuk mengenalkan, menyarankan ataupun memotivasi downline-nya mengenai Nu Skin. Singkat kata, bagi Helen, tiada waktu yang terlewatkan tanpa bicara tentang Nu Skin, hingga saat ini peringkat Blue Diamond berhasil diraihnya.

 

“NU SKIN MEMBUAT ORANG BIASA MAMPU MENGHASILKAN HAL LUAR BIASA”

Sejak awal Abi Purdi, anak pertama dari 4 bersaudara pasangan H.M. Sofyan Hifni dengan Hj. Rosmini, sudah bisa melihat bahwa bekerja dengan orang lain bukan jalan keluar untuk bisa hidup dengan layak. Dalam proses pencarian ini, ia membaca buku karangan Robert T. Kiyosaki dan terinspirasi dengan apa yang dibacanya, yaitu “Orang-orang super kaya di dunia mencari dan membangun jaringan, sementara yang lainnya mencari pekerjaan”. Sejak memahami ini, mulai terbersit di benaknya untuk mencari bisnis jaringan yang terbaik.

Sebagai insinyur teknologi hasil pertanian, Yusanidah, anak ke-6 dari 8 bersaudara pasangan Hamidinsyah dengan Hj. Nursiah, sebelumnya bekerja sebagai profesional dan memiliki berbagai usaha konvensional. Tak berhenti di situ, ia menyelesaikan pendidikan paska sarjana dalam rangka meniti karir di bidang politik. Bersama suaminya, Abi Purdi, keduanya tak kenal lelah mencari dan menjalankan berbagai bisnis untuk mengisi kehidupan mereka.

Dalam pencarian panjang tersebut, Yusanidah dan Abi melihat bahwa ada sebagian orang yang punya banyak uang, namun tidak punya waktu; ada juga orang yang punya banyak waktu, namun tidak punya uang; sebagian lainnya tidak memiliki waktu maupun uang.

Yang menarik perhatian Yusanidah dan Abi Purdi adalah orang-orang yang punya banyak uang dan punya banyak waktu. Keduanya menemukan bahwa Nu Skin adalah perusahaan network marketing yang bisa membuat seseorang punya banyak uang dan waktu. Tak hanya itu, Nu Skin juga bisa membuat orang biasa mampu menghasilkan hal yang luar biasa.

Lebih kurang empat tahun Yusanidah dan Abi membangun bisnis Nu Skin dan menjadikannya bagian dari kehidupan keduanya. Meski tak lepas dari rasa sakit karena ditolak, dilecehkan, maupun dibohongi, namun dengan keinginan kuat untuk belajar, bekerja pintar, disiplin dan percaya pada upline serta memiliki tujuan yang jelas, semua rasa sakit itu tiada bandingnya dengan hasil dan penghargaan yang diterima. Bagi keduanya, mengenal bisnis Nu Skin merupakan anugerah yang tak ternilai. Begitu banyak yang telah didapat. Tidak hanya kesehatan, kecantikan, teman sejati, penghargaan, perjalanan dan pelayanan VIP, pasangan ini juga menemukan passive income yang luar biasa melalui bisnis Nu Skin.

Di Nu Skin, sukses bukan ditentukan dari seberapa kaya seseorang dan seberapa banyak relasi yang dimilikinya. Yusanidah dan Abi telah membuktikan bahwa di Nu Skin, sukses ditentukan oleh tindakan dan sikap yang dapat diduplikasi oleh orang lain, dan seberapa banyak orang yang mampu kita bantu untuk mewujudkan impian atau kesuksesannya. Yang paling membahagiakan di sini, bukan tentang siapa Anda, tetapi seberapa besar dampak yang Anda berikan dari apa yang Anda lakukan.

Konsep Nu Skin “All of the goods, none of the bads” serta visi untuk memberikan komisi terbesar kepada distributornya dibandingkan perusahaan lain telah menghantarkan Yusanidah dan Abi Purdi mencapai peringkat Blue Diamond. Sebuah pencapaian yang akan memberi kesempatan kepada keduanya untuk bisa melihat dunia baru, sebuah dunia yang diisi dengan perjalanan ’First Class’ bersama Nu Skin.



sumber: nuskin.com


Artikel Terkait:

5 komentar:

Tips Kesehatan mengatakan...

Mantap.. sangat memotivasi para pemula yang mau menekuni bisnis..

djohankiki mengatakan...

Saya ingin menawarkan kolaborasi dengan MLM saya yang bergerak dibidang jasa pengiriman.
Untuk detailnya bisa dilihat di www.djohankiki.com

Terima kasih,
Djohankiki.

Unknown mengatakan...

permisi ya gan
okeyprofits
saya sudah coba dan rasakan keuntungannya
sekarang giliran anda untuk merasakan dan menikmati keuntungannya
modal 100 rb kita bisa untung jutaan rupiah hanya dalam 1 minggu.
deposit 10 USD untung 1,5% perhari
deposit 100 USD untung 2% perhari
dan kita dapat bonus 5% untuk seiap member baru yg kita rekrut
daftar dari url sya
http://www.okeyprofits.com/register.php?ref=mhdadi27
atau hubungi 087892336472 / 082166643133

SSI GOOD mengatakan...

Bagus artikelnya...bisa memotifasi bagi yg lain. Terima kasih

SSI GOOD mengatakan...

Bagus artikelnya...bisa memotifasi bagi yg lain. Terima kasih