Mau Lebih Langsing? Minum Air Putih
Sebuah penelitian terbaru tentang penurunan berat badan mengungkapkan bahwa orang yang lebih memilih konsumsi air biasa ketimbang minuman sarat kalori setelah enam bulan akan mengalami penurunan berat badan antara 1,8 hingga 2,2 kilogram.
Penelitian ini melibatkan 318 orang kelebihan berat badan (obesitas) yang dibagi tiga kelompok: yang mengganti minuman berkalori menjadi air biasa; yang berubah mengkonsumsi air soda (soft drink) dan yang tidak mengubah jenis minumannya tetapi diberi informasi umum mengenai pilihan minuman kesehatan yang bisa membantu menurunkan berat badan. Kelompok ketiga ini adalah kelompok pengontrol.
Setelah enam bulan penelitian, ketiga anggota kelompok tersebut mengalami sedikit penurunan berat badan dan ukuran pinggang. Namun, mereka yang berubah ke minuman bebas kalori cenderung turun lima persen atau lebih banyak dibandingkan dengan kelompok pengontrol.
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa orang yang selalu mengkonsumsi air putih mempunyai kadar glukosa rendah saat berpuasa dan kadar hidrasi yang lebih baik dibandingkan grup pengontrol.
Presentase penurunan berat badan dan rendahnya kadar gula penting karena keduanya diasosiasikan dengan peningkatan faktor risiko obesitas yang berhubungan dengan penyakit kronis. Demikian diungkapkan ketua peneliti Deborah Tate, profesor nutrisi dan perilaku sehat di Gilling School of Global Public Health di University of North Carolina. Ia juga anggota dari Lineberger Comprehensive Cancer Center.
“Mengganti minuman nonkalori, apakah itu dengan air, minuman bersoda atau yang lain merupakan cara yang mudah dan sederhana untuk menurunkan berat badan atau menjaga agar berat badan tidak naik,” ungkap Tate seperti dikutip situs Health Day edisi 14 Februari 2012.
Ia menambahkan, “Jika dilakukan dalam skala besar, hal ini secara signifikan bisa menurunkan masalah kesehatan publik terkait obesitas.” Hasil penelitian ini muncul secara online di American Journal of Clinical Nutrition dan pada edisi cetak akan muncul pada Maret 2012.
Penurunan berat badan di kalangan partisipan yang terlibat studi ini lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengubah gaya hidupnya lebih intensif, ungkap para peneliti. Namun, mereka mencatat bahwa meminta orang untuk mengubah salah satu kebiasaan makannya (dalam hal ini minuman) adalah sesuatu yang sesuai dengan temuan sebelumnya yang merekomendasikan agar berubah sedikit tetapi terus-menerus. Hal tersebut lebih berpotensi untuk meningkatkan kesehatan.
“Perlu diingat bahwa strategi mengubah minuman yang dikonsumsi hanya berhasil jika orang tersebut tidak mengganti kalori yang hilang itu dengan cara lain,” tutur Tate.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar